Sidomulyo – Inovasi dalam metode pembelajaran terus berkembang seiring dengan kebutuhan santri untuk mendapatkan pengalaman belajar yang interaktif dan menyenangkan. Hal ini yang diimplementasikan oleh seorang guru di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Sidomulyo Pesantren Modern Muhammadiyah Kwala Madu Langkat melalui metode pembelajaran berbasis permainan “Rangking Satu.”
Dalam upaya meningkatkan pemahaman santri terhadap materi kemuhammadiyahan dan pengetahuan umum lainnya, sang guru, Ustadz Erik Syahputra,S.Pd menciptakan sebuah game sederhana namun efektif. Metode ini melibatkan santri secara aktif dalam proses belajar mengajar dengan cara menjawab pertanyaan atau pernyataan yang dibacakan oleh guru menggunakan papan bertuliskan “Benar” atau “Salah.”
Aturan permainan ini cukup mudah dan fleksibel biasa diterapkan di Lingkungan Madrasah. Guru akan membacakan sebuah pertanyaan atau pernyataan terkait materi yang telah diajarkan. Misalnya, pertanyaan tentang sejarah Muhammadiyah, tokoh-tokoh penting dalam organisasi, atau bahkan pengetahuan umum yang berkaitan dengan bidang lain. Setiap santri kemudian diminta untuk merespons dengan mengangkat papan bertuliskan “Benar” atau “Salah” sesuai dengan pemahaman mereka terhadap materi.
Jika jawaban santri benar, guru akan memberikan apresiasi berupa poin atau penghargaan lainnya. Namun, jika salah, santri harus keluar dari arena permainan dan guru tidak hanya memberikan koreksi, tetapi juga penjelasan tambahan agar santri lebih memahami materi yang disampaikan. Dan permainan dilanjutkan sampai mendapatkan satu santri terakhir yang bertahan dan dialah pemenang dari permainan tersebut.
Santri di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Sidomulyo menyambut positif metode pembelajaran ini. Menurut mereka, permainan ini membuat suasana belajar menjadi lebih menyenangkan dan tidak monoton. Selain itu, game ini juga memotivasi mereka untuk lebih fokus dan aktif dalam belajar karena setiap santri memiliki kesempatan untuk terlibat langsung dalam proses pembelajaran.
“Saya jadi lebih semangat belajar karena metodenya tidak membosankan. Kami juga jadi lebih mudah mengingat materi karena setiap kali salah menjawab, biasanya ustadz langsung menjelaskan dengan cara yang mudah dipahami,” ujar salah satu santri.
Menurut Ustadz Erik, metode ini bertujuan tidak hanya untuk menambah pengetahuan siswa, tetapi juga untuk melatih keterampilan berpikir kritis mereka. Dengan format benar-salah, santri harus berpikir cepat dan mempertimbangkan jawaban mereka berdasarkan pemahaman yang sudah mereka miliki. Selain itu, interaksi yang lebih aktif antara guru dan santri diharapkan dapat meningkatkan daya serap materi yang diajarkan.
“Saya ingin menciptakan suasana belajar yang tidak hanya berpusat pada ceramah satu arah. Dengan metode ini, siswa diajak untuk berpikir, menganalisis, dan juga bekerja sama dalam suasana belajar yang kompetitif namun tetap menyenangkan,” jelas guru tersebut.
Inovasi pembelajaran seperti ini diharapkan dapat terus dikembangkan dan diterapkan di berbagai mata pelajaran, sehingga santri tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga terlatih untuk berkomunikasi dan berpikir kritis dalam menghadapi berbagai tantangan akademik maupun kehidupan sehari-hari.