Sidomulyo – Hari-hari libur di Pesantren Modern Muhammadiyah Kwala Madu bukanlah waktu untuk bermalas-malasan, tetapi justru menjadi kesempatan emas bagi para santri untuk menambah ilmu dan memperkuat keimanan. Seperti tradisi yang telah berlangsung di pesantren, setiap hari libur diadakan Kajian Dhuha, sebuah sesi pengajian rutin yang diisi oleh para musyrif pesantren.
Pada pekan ini, Kajian Dhuha berlangsung selama tiga hari berturut-turut, yaitu Senin, Selasa, dan Rabu, tanggal 27, 28, dan 29 Januari 2025. Pengajian yang digelar setiap pukul 11.00 hingga sebelum Zuhur ini diisi oleh tiga ustaz yang merupakan musyrif sekaligus pengajar di pesantren, yaitu:
Ustadz Agung, S.Ag
Ustadz Hasbi Assydqi, S.Ag
Ustadz Abdullah, S.Pd
Kajian Dhuha ini bertujuan untuk memberikan pemahaman lebih dalam tentang Islam serta membentuk karakter santri yang kuat dalam iman dan ilmu. Tema kajian pun selalu variatif, menyesuaikan kebutuhan dan kondisi santri.
Ustadz Hasbi Assydqi, S.Ag menyampaikan kajian bertema “Keutamaan Ilmu dan Adab dalam Islam”. Beliau mengingatkan para santri bahwa ilmu tanpa adab hanya akan melahirkan kesombongan.
“Ilmu adalah cahaya, tetapi tanpa adab, cahaya itu bisa menjadi api yang membakar. Oleh karena itu, sebelum menuntut ilmu, kita harus menata hati, membersihkan niat, dan memperbaiki akhlak agar ilmu yang kita dapatkan menjadi berkah,” ujar Ustadz Hasbi di hadapan para santri.
Sementara itu, Ustadz Agung, S.Ag membawakan kajian dengan tema “Menggapai Keberkahan dalam Hidup”. Dalam kajian ini, beliau menekankan pentingnya menjalani hidup dengan keikhlasan dan selalu mendekatkan diri kepada Allah.
“Keberkahan hidup tidak hanya diukur dari harta dan kedudukan, tetapi dari hati yang tenang, keluarga yang sakinah, serta ilmu yang bermanfaat. Jika kita ingin hidup kita penuh berkah, perbanyaklah dzikir, berbuat baik, dan jangan pernah melupakan Allah dalam setiap langkah,” tutur Ustadz Agung.
Ustadz Abdullah, S.Pd menutup rangkaian Kajian Dhuha dengan tema “Pemuda Islam: Harapan Umat dan Tantangan Zaman”. Dalam kajiannya, beliau mengajak para santri untuk memahami tantangan zaman modern dan bagaimana menjadi pemuda yang tetap teguh dalam nilai-nilai Islam.
“Di era digital seperti sekarang, banyak pemuda yang kehilangan arah karena terlalu sibuk dengan dunia maya. Jangan sampai kita menjadi generasi yang lemah hanya karena terlena dengan hiburan semata. Jadilah pemuda yang berani, berilmu, dan bertakwa agar bisa menjadi harapan umat di masa depan,” tegasnya.
Kajian Dhuha ini selalu mendapat respons positif dari para santri. Mereka mengikuti kajian dengan penuh antusias, mencatat poin-poin penting, dan berdiskusi dengan para ustaz setelah sesi selesai.
Dengan adanya Kajian Dhuha ini, pihak pesantren berharap agar para santri semakin terbiasa dengan budaya belajar yang berkelanjutan. Tidak hanya di dalam pesantren, tetapi juga setelah mereka kembali ke masyarakat.
Rangkaian Kajian Dhuha selama tiga hari ini telah memberikan banyak ilmu dan inspirasi bagi para santri. Diharapkan ke depan, kajian ini dapat terus berlangsung dengan tema-tema yang semakin menarik dan bermanfaat.
Pesantren Modern Muhammadiyah Kwala Madu terus berkomitmen untuk mencetak generasi yang berilmu, beradab, dan siap menghadapi tantangan zaman. Semoga ilmu yang telah diperoleh dalam Kajian Dhuha ini menjadi bekal berharga bagi para santri di dunia dan akhirat.